CARI DI GOOGLE

Total Tayangan Halaman

Senin, 20 Oktober 2025

Amunisi Menjalankan Organisasi yang Bersifat Sosial

Menjalankan organisasi sosial bukan sekadar mengelola kegiatan, melainkan mengelola semangat kemanusiaan. Organisasi sosial lahir dari kepedulian dan tekad untuk memberi manfaat bagi sesama, namun dalam perjalanannya sering dihadapkan pada tantangan: keterbatasan sumber daya, perbedaan pandangan, hingga menjaga semangat anggota agar tetap menyala. Untuk itu, dibutuhkan amunisi — bukan dalam arti senjata fisik, tetapi bekal nilai, sikap, dan strategi yang membuat organisasi sosial mampu bertahan, tumbuh, dan berdampak.

1. Niat yang Lurus dan Tujuan yang Jelas

Segala bentuk kegiatan sosial harus berangkat dari niat yang tulus: memberikan manfaat bagi masyarakat tanpa pamrih. Namun niat baik saja tidak cukup; ia harus disertai tujuan yang jelas dan terukur. Tujuan yang konkret menjadi kompas arah agar organisasi tidak kehilangan fokus di tengah banyaknya kegiatan dan kepentingan.

Selasa, 30 September 2025

Membangun Tim Kerja/Organisasi

Masih berkaitan dengan pertemuan membentuk Pengurus UMKM Wilayah Riau, saat itu juga ada yang berkontribusi dan memberi saran dalam memilih anggota tim/organisasi yang akan dilibatkan. Mereka haruslah orang-orang yang energik dan siap tanggap dan mau berbuat   dalam organisasi dengan tetap memperhatikan bidang tugasnya masing-masing.

Diingatkan bahwa dalam membangun sebuah tim kerja atau organisasi dapat diibaratkan seperti mendorong sebuah pedati. Pedati yang berat tidak mungkin bergerak jika hanya satu orang yang mendorong, tetapi akan lebih ringan dan cepat sampai tujuan bila semua orang ikut memberi tenaga.

Namun, ada satu syarat penting: semua anggota harus aktif. Tidak boleh ada yang hanya duduk manis di atas pedati dan menikmati perjalanan. Itulah yang disebut penumpang gelap—mereka yang ingin mendapatkan hasil tanpa ikut berkontribusi. Jika hal ini terjadi, beban otomatis akan ditanggung oleh anggota lain, menimbulkan rasa tidak adil, dan bisa menghambat gerak organisasi.

Senin, 29 September 2025

Peranan Cinta dalam Suatu Organisasi

Kemaren saya di undang oleh salah seorang sahabat dalam rangka membahas kepengurusan UMKM Wilayah Provinsi Riau. Topik diskusi seputar kepengurusan yang akan dibentuk. Terjadi diskusi yang menarik dan panjang dalam rapat tersebut. Berbagai saran dan masukan yang positip banyak dikemukakan, salah satunya yang menarik perhatian saya adalah yang berkaitan dengan Cinta dalam suatu organisasi. Dikemukakannya, bila tidak ada rasa cinta setidaknya rasa suka kita pada suatu organisasi termasuk kepada kawan-kawan pengurus lainnya, maka akan sulit diharapkan organisasi akan berkembang dengan baik, demikian kira-kira yang disampaikannya. 

Memang.... dalam dunia organisasi, kata CINTA seringkali terdengar asing karena kata CINTA lebih banyak dibicarakan dalam ranah personal. Namun, jika ditelusuri lebih dalam, cinta memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk iklim organisasi yang sehat, produktif, dan berkelanjutan. Cinta dalam konteks organisasi bukanlah sekadar perasaan emosional, melainkan wujud kepedulian, penghargaan, dan komitmen antarindividu yang tergabung dalam sebuah sistem.

1. Cinta sebagai Fondasi Kebersamaan

Cinta menumbuhkan rasa kepedulian satu sama lain. Anggota organisasi yang memiliki rasa cinta terhadap timnya akan lebih mudah bekerja sama, saling mendukung, dan mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Kebersamaan ini membuat organisasi lebih solid dan mampu menghadapi tantangan bersama.